REVIEW FILM: Pleasantville (1998)

Posted on Tuesday, August 7, 2018 by Elfrida


SINOPSIS
Seorang teknisi televisi misterius memberikan David Wagner (Tobey Maguire) sebuah remote. Tanpa diduga, remote tersebut membawa David dan saudara kembarnya, Jennifer (Reese Witherspoon), masuk dan terperangkap ke dalam dunia sitkom berjudul Pleasantville.

REVIEW
Film ini mengangkat sisi gelap dari masyarakat. Segregasi, rasisme, kebebasan berbicara, bahkan patriarki, digali pada masa dimana isu-isu sosial tersebut masih dianggap wajar. Uniknya, Gary Ross menggunakan sebuah sitkom sebagai media mesin waktu. Konsep yang impresif tersebut turut didukung pula dengan naskah solid yang disisipi satire cerdas. Meski begitu, Pleasantville yang menyenangkan terasa begitu ceroboh karena beberapa aspek. Salah satunya adalah penuturan dengan pace yang terlalu terburu-buru. Pace ini terasa mengganjal, apalagi pada pertengahan hingga menjelang akhir film. Namun untungnya, kekurangan tersebut sedikit tertutupi dengan resolusinya yang apik.

Sitkom bukan hanya digunakan sebagai media untuk mengangkat isu sosialnya, namun Pleasantville juga ikut mengimitasikannya sebagai gaya visual. Film ini menggunakan set layaknya sitkom tahun 1950-an, tentu saja lengkap dengan penggunaan palet warna hitam putihnya. Namun yang membuat gaya visual ini brilian adalah bagaimana John Lindley menyeimbangkan kemudian mentransformasikan  palet warna hitam putih tersebut secara halus hingga seutuhnya berubah menjadi technicolor. Proses transformasi tersebut merupakan bentuk simbolis dari pesan positifnya yang kita harapkan dapat terjadi di kehidupan nyata.

Durasi 124 menit 
Sutradara Gary Ross
Penulis Gary Ross
Produser Gary Ross, Jon Kilik, Robert J. Degus, Steven Soderberg

Sinematografer John Lindley

SCORE: 3/5