REVIEW FILM: Requiem for a Dream (2000)

Posted on Tuesday, August 21, 2018 by Elfrida


SINOPSIS
Sara Goldfarb (Ellen Burstyn) baru saja mendapatkan kesempatan untuk tampil di program televisi favoritnya. Di waktu yang sama, Harry (Jared Leto), anak semata wayang Sara, dan Tyrone (Marlon Wayans) mulai mencoba peruntungan dengan menjadi pengedar narkoba.

REVIEW
Requiem for a Dream adalah sebuah film yang memberikan potrayal mengenai kecanduan, atau lebih spesifiknya kecanduan narkoba dan televisi. Film ini berhasil menjelajahi perasaan, emosi, halusinasi, dan keputusasaan dari para karakternya melalui gaya visual yang impresif. Shot dengan lensa wide, split screen, montage, dan timelapse berhasil digunakan Aronofsky dengan bijak. Hal tersebut turut didukung pula dengan teknik editing yang sangat apik dalam menyampaikan makna tanpa membuatnya terlihat semerawut.

Ketika menontonnya untuk pertama kali, Requiem for a Dream benar-benar mengesankan, bahkan nyaris sempurna. Namun ketika saya menontonnya lagi, film yang awalnya mengagumkan itu mulai menampakkan kelemahannya. Ternyata teknik editingnya yang impresif menjadi bentuk pengalihan dari karakterisasinya yang dangkal. Satu-satunya karakter yang berhasil dieksplorasi dengan baik adalah karakter Sara. Sedangkan karakter lain seperti Harry, Tyrone, dan Marion luput dari eksplorasi. Bahkan pengembangan karakter pun sebenarnya nyaris tidak ada. Meski begitu, visual disturbingnya masih efektif dalam memberikan impact yang luar biasa, apalagi bagi penonton yang menyaksikannya sebagai entertainment belaka.

Durasi 101 menit 
Sutradara Darren Aronofsky
Penulis Darren Aronofsky, Hubert Selby, Jr.
Produser Eric Watson, Palmer West

Sinematografer Matthew Libatique

SCORE: 3/5